Sunday, November 13, 2011

V. KITAB TENTANG MANDI BESAR (GHUSL)




BAB 1.      Wudhu sebelum mandi

185.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a, istri nabi Muhammad Saw : Setiap kali Nabi Saw mandi setelah janabah,1 Nabi Saw memulainya dengan mencuci kedua tangannya, kemudian bewudhu sebagaimana hendak melakukan shalat. Setelah itu Nabi Saw memasukkan jemari tangannya kedalam air dan mengusap akar rambutnya dengan jemari tangannya, kemudian menyiramkan tiga genggam penuh air keatas kepalanya dan setelah itu menyiramkan air keseluruh tubuhnya. [1:248-S.A.]
186.        Diriwayatkan dari Maimunnah r.a, istri nabi Muhammad Saw : Rasulullah Saw berwudhu sebagaimana Nabi Saw hendak mengerjakan shalat tetapi tidak mencuci kedua kakinya. Nabi Saw membasuh cairan yang keluar dari bagian tertentu tubuhnya kemudian menyiramkan air keseluruh tubuhnya. Ia mengeluarkan kakinya dari tempat itu (tempat Nabi Saw mandi) kemudian mencucinya. Dan begitulah caranya Nabi Saw mandi janabah. [1:249-S.A.]

BAB 2.      Suami istri mandi bersama-sama

187.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Nabi dan Muhammad Saw dan aku biasa mandi di dalam sebuah tempat yang disebut faraq. [1:250-S.A.]

BAB 3.      Mandi dengan satu sha’ (3 kg) air atau lebih

188.        Diriwayatkan dari (‘Aisyah) r.a bahwa ia ditanya tentang bagaimana cara mandi nabi Muhammad Saw ia minta dibawakan sebuah belanga berisi satu sha’ air kemudian mandi dan menyiramkan air itu keatas kepalanya, pada waktu itu antara ia dan penanyanya sebuah tirai. [1:251-S.A.]
189.        Diriwayatkan dari Jabir bin ‘Abdullah r.a : Seorang laki-laki bertanya kepadanya bagaimana cara ia mandi. Ia menjawab, “Satu sha’ air cukup bagimu”, orang itu berkata, “Satu sha’ tidak cukup bagiku” Jabir berkata, “Satu sha’ telah cukup bagi seseorang yang rambutnya lebih panjang dan lebih baik darimu (maksudnya, nabi Muhammad Saw).” Kemudian ia mengenakan pakaiannya dan mengerjakan shalat. [1:254-S.A.]

BAB 4.      Menyiramkan air keatas kepala tiga kali

190.        Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im r.a, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Kalau aku, aku menyiramkan air tiga kali keatas kepalaku.” Dan Nabi Saw memperlihatkannya dengan kedua tangannya. [1:254-S.A.]

BAB 5.      Memulai mandi dengan menggunakan hilab (sejenis minyak wangi) atau wewangian lain

191.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Kapanpun Nabi Muhammad Saw mandi janabah, Nabi Saw meminta hilab2 atau wewangian lain. Nabi Saw menggenggam wewangian itu dengan tangannya, menggosokkannya mulai dari arah kanan kepalanya kearah kirinya kemudian menggosok bagian tengah kepalanya (dengan kedua tangannya). [1:258-S.A]

BAB 6.      Melakukan hubungan badan dan mengulanginya

192.        Diriwayatkan dari (‘Aisyah) r.a bahwa ia biasanya mengoleskan wewangian pada (tubuh) Nabi Muhammad Saw dan Nabi Saw pergi menggilir istri-istrinya, dan pada pagi harinya Nabi Saw mengenakan ihram dan bau wewangian itu masih menyebar (dari tubuh Nabi Saw). [1:267-S.A.]
193.        Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a : Ia berkata, “Nabi Muhammad Saw biasa menggilir istri-istrinya dalam satu kali waktu selama sehari semalam, dan istri  Nabi Saw seluruhnya ada sebelas orang (pada hadis lain disebutkan sembilan orang).” Aku bertanya kepada Anas, “Apakah Nabi Saw cukup kuat untuk itu?” Anas r.a menjawab, “Kami pernah mengatakan bahwa kekuatan nabi Muhammad Saw setara dengan kekuatan tiga puluh laki-laki.” (Dan Sa’id berkata dengan bersumber dari Qatadah bahwa Anas mengatakan kepadanya istri Nabi Saw adalah sembilan orang bukan sebelas). [1:268-S.A.]

BAB 7.      Siapapun ynag mengolesi tubuhnya kemudian mandi, sementara wewangian itu masih tercium setelah ia selesai mandi

194.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Seakan-akan aku baru saja melihat cahaya yang menyebarkan wewangian dari rambut kepala Nabi Saw mengenakan ihram. [1:271-S.A.]

BAB 8.      Menggosok rambut secara merata pada saat mandi

195.        Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a : Kapanpun Rasulullah Saw mandi janabah, Nabi Muhammad Saw terlebih dahulu mencuci kedua belah tangannya lalu berwudhu sebagaimana sebagaimana Nabi Saw akan mengerjakan shalat. Kemudian Nabi Saw mandi dan menggosok rambut kepalanya hingga Nabi Saw menganggap seluruh kulit kepalanya telah basah, kemudian Nabi Saw menyiramkan air tiga kali dan setelah itu membasuh seluruh bagian tubuhnya yang lain.” [1:272-S.A.]

BAB 9.      Apabila pada saat berada di dalam masjid seseorang ingat bahwa ia sedang junub, maka ia harus segera keluar (dari dalam masjid untuk mandi) dan tidak boleh tayamum

196.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Pada suatu hari panggilan shalat (iqamat)  telah dikumandangkan, dan orang-orangpun telah membuat barisan (untuk mengerjakan shalat) ; Kemudian nabi Muhammad Saw datang dan ketika berdiri di mushala, Nabi Saw ingat bahwa beliau dalam keadaan junub. Setelah menyuruh kami untuk tetap berada ditempat kami, Nabi Saw pulang untuk mandi dan kembali dengan rambut kepala yang masih basah. Nabi Saw bersabda, “Allahu Akbar”, dan kami semua mendirikan shalat bersamanya. [1:274-S.A.]

BAB 10.    Orang yang mandi sendirian dan telanjang bulat

197.        Diriwayatkan dari (Abu Hurairah r.a) : Nabbi Muhammad pernah bersabda, “Orang-orang Bani Israil biasa mandi dengan telanjang bulat bersama-sama dan dan saling melihat satu sama lain. Sedangkan nabi Musa a.s biasa mandi sendirian. Mereka berkata, ‘Demi Allah! Musa tidak mau mandi bersama kita karena ia punya penyakit hernia.’ Begitulah pada suatu hari Musa pergi mandi dan meletakkan pakaiannya diatas sebuah batu dan batu itu melarikan pakaiannya. Musa mengejar batu itu dan berkata, ‘Bajuku, wahai batu! Bajuku!’ Orang-orang Bani Israil melihatnya dan berkata, ‘Demi Allah Musa tidak punya penyakit apapun di tubuhnya.’ Akhirnya Musa mengambil pakaiannya dam memukul batu itu.” Abu Hurairah menambahkan, “Demi Allah! Sampai saat ini diatas batu itu masih terlihat enam atau tujuh tanda bekas pukulan yang kuat.” [1:277(A)-S.A.]
198.        Diriwayatkan dari (Abu Hurairah) r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Ketika nabi Ayyub sedang mandi dengan telanjang, belalang emas berjatuhan menimpanya. Ayyub mengumpulkannya kedalam pakaiannya. Tuhan Ayyub menegurnya, “Ya Ayyub! Bukankah telah Kuberikan kepadamu kecukupan sehingga sehingga kau tak perlu mengumpulkannya.”Ayyub menjawab, “Ya! Demi Engkau yang maha kuasa! Tetapi aku tidak dapat menolak berkah-Mu.” [1:277(B)-S.A.]

BAB 11.    Menggunakan penghalang untuk melindungi diri dari pandangan manusia ketika mandi

199.        Diriwayatkan dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib r.a : Aku menemui Rasulullah Saw di tahun penaklukan Makkah dan mendapati Nabi Muhammad Saw sedang mandi sementara Fathimah melindunginya dengan tirai. Nabi Muhammad Saw bertanya, “Siapa itu?” Aku menjawab, “Aku, Ummu Hani.” [1:278-S.A.]

BAB 12.    Peluh orang yang sedang junub. Dan orang beriman tidaklah najis

200.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Nabi Muhammad Saw berpapasan denganku di sebuah jalan kota Madinah dan pada saat itu aku sedang junub. Maka akupun menghindar dari Nabi Saw dan pergi mandi. Ketika aku kembali Nabi Saw bersabda, “Wahai Abu Hurairah! Darimana saja?” Aku menjawab, “Aku sedang junub, jadi aku tidak suka duduk menemani anda.” Nabu Muhammad Saw bersabda, “Subhanallah! Orang yang beriman tidaklah najis.” (Lihat QS At-Taubah [9]:28. [1:281-S.A.]

BAB 13.    Meskipun belum mandi, tidur dalam keadaan junub diperbolehkan asalkan berwudhu terlebih dahulu

201.        Diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab r.a : Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Bolehkan kami tidur dalam keadaan junub?” Nabi Saw menjawab, “Ya, apabila kalian punya wudhu, kalian boleh tidur dalma keadaan junub.” [1:285-S.A.]

BAB 14.    Ketika alat kemaluan laki-laki dan perempuan saling bersentuhan

202.        Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “Ketika seorang lelaki duduk diantara empat bagian tubuh seorang perempuan dan melakukan hubungan badan dengannya3 maka ia wajib mandi.” [1:290-S.A.] []

No comments:

Post a Comment